Pandan Laut, Manfaatnya Mulai Dari Cegah Abrasi Hingga Jadi Obat
Dibahas di Bio Coffee Talk Alumni dan Fakultas Biologis Unas
Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional (IKA FABIONA) bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Nasional menyelenggarakan Bio Coffee Talk. Tema yang diangkat adalah “Mengenal Pandan Laut dan Manfaatnya”.
Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, di Menara UNAS I, di Jl. RM Harsono Ragunan, Ruangan Lt.3 dan secara online melalui aplikasi zoom pada Sabtu (10/09/2022).
Pandan laut diangkat karena wilayah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbanyak di dunia. Kini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masayarakat. Salah satunya adalah pandan, tanaman yang sudah dikenal oleh sebagian masyarakat dan banyak dipakai untuk kerajinan tangan.
Pandan merupakan anggota dari suku pandan-padanan (Pandanaceae), terutama dari marga Pandanus. Marga pandanus tercatat memiliki anggota sekitar 700 jenis dan di tanah Jawa diperkirakan terdapat 16 jenis, dari sekitar 700 jenis tersebut, salah satunya adalah jenis pandan laut (Pandanus tectorius Park).
Pandan laut (Pandanus tectorius Park) merupakan tumbuhan tepi pantai, dan penyebaran tumbuhan ini ada di seluruh pantai Indonesia. Tumbuhan ini berhabitus pohon yang tingginya 3-7 m, bercabang, kadang-kadang batang berduri dengan akar tunjang sekitar pangkal batang.
Batang pandan laut berwarna abu-abu, diameter 9,1-14 cm dan memiliki lentisel. Daun tunggal bentuk pita panjang 2-3 m dan lebar 8-12 cm ujung runcing dan tepi daun memiliki duri. Bunga warna merah ungu, terletak pada ujung batang, benang sari banyak, formasi seperti payung. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir atau malai yang besar. Buah seperti buah nanas, ketika masak berwarna kuning jeruk.
Pengajar Fakultas Biologi Universitas Nasional, Drs. Ikhsan Matondang, M.Si., mengungkapkan bahwa pandan laut memiliki fungsi ekologi untuk menahan abrasi pantai, mengurangi dampak pasang terhadap ekosistem darat, mitigasi tsunami dan memberi dampak meminimalisir kerusakan pada daerah di belakang vegetasi pandan laut.
“Daun tanaman pandan laut merupakan bahan untuk pembuatan tikar, kerajinan tangan, bahan atap rumah. Batang digunakan untuk konstruksi rumah, buah dikonsumsi dan untuk ramuan parfum sedangkan bunga jantan untuk karangan bunga. Masyarakat Kiribati menggunakan daun sebagai bahan untuk mengobati demam/flu, hepatitis, disuria, asma, bisul dan kanker. Adapun rebusan akar untuk mengobati wasir,” ujar Ikhsan.
Pengajar Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas Nasional, Dr. Sri Endarti Rahayu, M.Si., menjelaskan pandan laut dapat ditemukan mulai dari pantai berpasir hingga hutan dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 3.500 m dari permukaan laut.
Pandan juga dapat dijumpai di hutan sekunder dan padang rumput yang dapat tumbuh pada tanah basah subur berhumus, kapur, rawa gambut hingga tanah berpasir yang relatif kering dan miskin zat-zat hara.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional, Dedy Darnaedi menjelaskan bahw aBio Coffee Talk merupakan wadah berbagi pembelajaran bagi alumni, civitas Fakultas Biologi UNAS dan masyarakat seputar keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan inspirasi bagi masyarakat terkait aksi konservasi keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia. Program ini diadakan sekali setiap bulannya,” tandas Dedy.
Turut hadir sebagai peserta dari SMA N 28, SMA N 49, SMA N 59, SMA N 7, SMA Perguruan Cikini, SMA Suluh, SMA Dewi Sartika, KSM Proteus Universitas Indonesia, mahasiswa Fakultas Biologi UNAS, Himagro UNAS dan masyarakat umum. (*)